Makam ini berlokasi dipinggir jurang sehingga
diharapkan untuk berhati-hati ketika menuju tempat tersebut. Selain itu, sering
juga terlihat salah satu jenis serangga yaitu Lebah sebagai penjaga makam
tersebut, sehingga sebelum masuk kedalam tersebut, diharapkan untuk membawa
Sirih Pinang dan diletakkan didepan kuburan dengan harapan agar penjaga kuburan
dapat menerima pada saat kita berkunjung.
Menuraut cerita, pada masa lampau terjadi
banjir yang menimpa lembah tersebut dan semua makam kayu tua hanyut
terbawa arus air sungai. Namun, makam-makam kuno ini tidak jauh terseret arus
dan tanpa disentuh tiba-tiba makam ini berkumpul kembali pada tempatnya seperti
semula, kecuali satu makam kayu yang terbawa arus sampai ke kec. Messawa.
Sehingga tempat ini diberi namaMinaga, yang diambil dari nama tempat asal makam sebelum
terhanyut yaitu Minanga Buntuballa. Makam Tedong-tedong terdaftar sebagai Benda
Cagar Budaya . . . Nasional.
No comments:
Post a Comment